Jumat, 11 November 2016

orang baru. (end)

Teruntuk mu,
Seorang pria yang mampu merobohkan dinding penghalang ku,
yang dengan mudah membuat ku tersipu malu,
dengan berbagai sikap yang aku kira kamu menyukai ku.

Teruntuk mu,
Seorang lelaki yang dengan mudahnya selalu ada di tiap hari ku,
membuat ku merasa menjadi ratu di dunia kecil kita.

Teruntuk mu,

Aku tidak ingin terlihat lemah di depan mu, aku juga tidak ingin menjadi ratu drama disini.
Aku tidak ingin menjadi wanita pengejar status, maka aku biarkan semuanya mengalir begitu saja.
Tapi ternyata, kamu menjatuhkan ku lagi, dengan cara yang lebih tragis.

Untuk apa kamu memulai percakapan dengan ku disaat kamu sedang mengejar wanita mu itu?
Untuk apa juga kamu mengajak ku menghabiskan malam, bercanda ria layaknya sepasang kekasih dan mengenalkan ku pada teman-teman mu itu?

Jika niat awal mu hanya bermain, seharusnya kamu mengingatkan ku untuk tidak memakai hati.

Aku jauh lebih terpuruk sekarang, hingga air mata pun tak sanggup untuk jatuh.
Aku menderita lagi, dan ini lebih besar pengaruhnya dibanding sebelumnya.

Mau tidak mau, aku harus mengembalikan mu pada pemilik yang sesungguhnya, bukan?
Tapi mengapa disaat aku ingin benar-benar mengikhlaskan mu, kamu datang mengatas namakan 'rindu' ?
Bila aku sudah semakin jatuh lebih dalam lagi, kamu kembali mencampakan ku.

Aku seperti sedang dipermainkan dengan cinta saat ini,

Aku rindu. Kamu sangat tahu itu, dan aku juga menginginkan kamu untuk kembali lagi.

Namun, logika ku kembali menyadarkan ku.
Untuk apa pula aku menunggu akhirnya hubungan mu dengan wanita mu?
Apakah aku harus melewatkan kesenangan ku hanya untuk menanti mu pulang?

Sepertinya ini sudah lebih dari cukup.
Aku ingin merasakan kebahagiaan lagi, kebahagian yang aku rasakan sebelum kamu datang untuk menggantinya dengan mimpi buruk.

Untuk terakhir kalinya, aku rindu.

Sampai berjumpa di masa yang akan datang dengan pribadi yang semakin baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar