Rabu, 19 Oktober 2016

kisah sekolah

Kali ini aku berada di koridor sekolah tanpa adanya kamu.
Meskipun aku sendiri, namun tawa mu menggema, derap langkah mu melantun tertangkap indera pendengar ku.
Namun, aku kembali menyadarkan diri, tak ada siapa pun di sini, hanya sebuah memori yang melekat sempurna di setiap tempatnya.
Perlahan air hujan pun jatuh, tidak membasahi ku, hanya saja lapangan yang biasa kamu gunakan untuk bermain basket itu menjadi basah tergenang air.

Bola mata ku seolah mencari, dan terpaku menatap kantin sekolah yang sudah terlihat sepi, hanya ada kursi dan meja yang sudah tertata.
Di ujung dekat wastafel, 2 kursi yang berhadapan dengan 1 meja yang memisahkan keduanya, tempat yang biasa kita gunakan untuk melepas penat karna pelajaran atau juga terkadang tempat kita saling mempertahankan argumen.

1 langkah, 2 langkah, 3 langkah, aku terus menghitung tiap langkahan kaku ku, tak menyangka ternyata ini mengarah ke parkiran sekolah.
Ah sepertinya aku tak sanggup meneruskan tulisan ini lagi, tapi akan ku coba agar kamu mengerti betapa keras kepalanya rindu ini.
Mata ku terpaku tepat di tengah barisan sepeda motor itu, tempat yang biasa terisi kendaraan mu, tempat kamu menatap ku penuh arti, tempat kita memadu kasih, dan itu menjadi temopat favorit ku.

Semua memutar tepat di depan ku, layaknya sebuah film kisah asmara remaja.
Cukup lama aku asyik melihat potongan film itu, dan perlahan memudar.
Kali ini aku kuyup, tak seperti biasa sewaktu kamu masih bersama ku.

Aku terisak kali ini, kembali meratapi kepergian.
Di saat aku semakin merasa kehilangan, saat itu juga aku semakin membenci mu.
Membenci karna aku tidak bisa mengingkari takdir kita, membenci karna aku masih belum mampu menerima kenyataan bahwa kamu lebih memilih nya.
Sebenarnya, dulu kamu anggap aku apa? ku akui bila tidak ada status yang mengikat kita, tapi seharusnya kamu jangan hanya bersinggah.

Baiklah, hari ini biarkan saja bangunan sekolah kita ini menjadi saksi dari kepedihan ku, dan menjadi saksi bahwa aku tidak akan mengharapkan mu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar