Selasa, 18 Februari 2020

Waktu mu terus berjalan

Malam ini lebih dingin dari malam-malam biasanya, sampai menembus ke semua indera, lalu dibuat membisu.
Bola mata pun tak karuan, ia seolah mencari-cari sesuatu yang mampu menghangatkan hatinya.
Tangan-nya tetap enggan beranjak, namun tetap menjerit untuk diluluhkan.
Perkara hati, sudah tertutup kabut emosi.
Fikirannya melayang-layang, sesaat kemudian baru lah ia teringat, perihal jarum jam terlalu berharga untuk dikuasai emosi.
Semesta pun seakan setuju, kemudian udara menjadi sejuk, dan semua luluh.
Terukirlah segaris senyuman dari bibir si anak manis itu, dan berdamai lah dia dengan seisi semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar